Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
اُولٰۤىِٕكَ يُؤْتَوْنَ اَجْرَهُمْ مَّرَّتَيْنِ بِمَا صَبَرُوْا وَيَدْرَءُوْنَ بِالْحَسَنَةِ السَّيِّئَةَ وَمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَ
Mereka diberi pahala dua kali karena beriman kepada Taurat dan Al-Qur’an disebabkan kesabaran mereka. Mereka pun membalas kejahatan dengan kebaikan dan menginfakkan sebagian rezeki yang telah Kami berikan kepada mereka. (Al Qasas [28] : 54)
Sahabat pernah gak sih dijahatin atau dijahilin? Siapa sih yang gak pernah kan? Entah dijambret misalnya saat di jalan, atau dibegal saat berkendaraan di malam hari. Yang pasti kejahatan dan kebaikan selalu mengiringi kehidupan kita, dan suatu saat mungkin kita akan menjadi korban atau pelaku maka itu pilihan. Kalau menerima atau melakukan kebaikan kita rasa sudah sepakat pasti responnya bakal bahagia banget kan, malah ingin rasanya membalas kebaikan siapapun yang berbuat baik kepada kita. Tapi persoalnya kalau kita dijahatin maka akan berbeda ceritanya.
Kalau kita diberi kebaikan rasanya ingin membalasnya dengan hal yang sama percis, tapi kalau kita dijahatin pasti deh suka ada keinginan untuk membalas lebih dari yang diterima, iya kan? Jujur aja deh. Misalnya sahabat punya teman atau siapapun tapi sahabat gak suka sama sikapnya, bahkan dia suka berbuat jahat ke kita. Pasti suka ada keinginan membalas dengan lebih kan? Atau misalnya suatu saat sahabat disakiti, membuat sahabat galau stress berhari-hari, pasti suka ingin balas dendam, bahkan balas dendamnya suka lebih dari sakit yang diterima.
Emang kita tuh biasanya seperti itu, ketika membalas kebaikan biasanya sama, jarang lebih. Tapi kalau membalas soal kejahatan pasti suka lebih dan jarang sekali membalas sama percis sesuai. Padahal Allah tidak pernah memberikan kebaikan kepada hamba-Nya melainkan pasti lebih banyak kita kira, tapi ketika Allah menghukum hamba-Nya yang berbuat dzalim kepada sesama atau kepada dirinya sendiri pasti suka pas, tidak lebih atau kurang, malah boleh jadi Allah ampuni kedzaliman itu, hebat banget kan Allah SWT. Tapi boleh gak sih kalau kita membalas orang yang berbuat jahat ke kita? Ya boleh-boleh aja lah, tapi syaratnya harus pas gak boleh lebih, kalau ada yang bertanya, “kok Islam ngajarin balas dendam atau banyak kekerasan?” Bukan gitu, tapi Islam mengajarkan membela hak, kalau kita dijahatin maka balas lagi dalam rangka membela hak. Makanya dahulu para sahabat dan Rasulullah SAW tidak pernah mengawali perang kecuali diserang terlebih dahulu, karena mereka membela haknya yang sudah dirampas.
Tapi kata Allah ada yang lebih hebat dan lebih baik dalam membalas keburukan, “Mereka pun membalas kejahatan dengan kebaikan” Nah ciri orang yang hebat adalah yang bisa membalas keburukan dengan kebaikan, jika kita dihina lebih baik doakan agar yang menghina mendapatkan hidayah dari Allah, jika kita ditipu kita berhusnudzon barang kali teman kita lagi butuh banget bantuan maka kita bantu, jangan-jangan itu cara Allah untuk menyadarkan. Dst. Makanya bukan tidak bisa membalas lagi dengan kejahatan, tapi lebih memilih balas dengan kebaikan, meski sulit tapi bukan berarti mustahil kan? Karena bisa jadi lewat kebaikan yang kita lakukan akan jadi cahaya petunjuk untuknya segera bertaubat kepada Allah.
Yuk jangan lupakan kewajibanmu untuk membayar zakat atau beramal dalam bentuk apapun.
Zakat sekarang juga, tunaikan zakatmu melalui
💳 BSI 888 9595 958
Salurkan sedekah terbaik sahabat melalui Infak sedekah umum
💳 BSI 880 999 8817
Informasi dan Konfirmasi
📲 081 1221 6667
📲 0852 2118 4803
Follow akun sosial media untuk info kebaikan lainnya
Instagram : http://instagram.com/sedekahku_percikaniman
Tiktok : http://tiktok.com/@sedekahkupercikaniman
Youtube : http://youtube.com/@SedekahkuPercikanIman