Imam Ibn Qayyim mengatakan, “Kenikmatan yang ada dalam hati tergantung pada dua hal; pertama, karena keindahan sesuatu yang dicintai, yaitu hanya Allah, kedua, puncak kesempurnaan cinta itu sendiri.”
Kata Ibn Qayyim Al Jauziyyah bahwa puncak kesempurnaan, kenikmatan sampai kesenangan dan kebahagiaan yang ada dalam hati sangat tergantung pada dua hal diatas. Nah maksud yang pertama ialah keindahan sesuatu yang dicintai itu ditentukan oleh dorongan cintanya yang sangat kuat. Maka semakin kuat cintanya maka akan mendapatkan kenikmatan dan keindahan yang dicintai. Tidak jauh beda kaya anda merasakan nikmatnya minum ketika haus, atau nikmatnya makan ketika lapar. Kenikmatan itu diukur dari rasa lapar dan hausnya.
Seperti anda mencintai istri atau suami anda sendiri, maka akan sangat indah mencintainya ketika anda mampu saling memberikan kebaikan dan kebermanfaatan kepada sesama. Disitulah kenikmatan saling mencintai akan sangat dirasakan begitu indah karena saling memberikan kebaikan dan manfaat. Jadi kebaikan dan manfaat itulah yang menyebabkan puncak cinta dan kenikmatan itu hadir pada sesama. Nah begitu juga ketika kita diuji habis-habisan oleh Allah. Pasti anda pernah sedang berada ditekanan yang sangat amat hebat dalam hidup, tapi anda percaya tidak justru ketika Allah sedang menguji anda itu tandanya Allah ingin memberikan cinta dan kasih-Nya, kapan? Ketika Allah sendiri yang mengeluarkan anda dari ujian-ujian itu. Disitulah amat sangat nikmat cinta yang akan dirasakan.
Lalu selanjutnya kenikmatan hati ditentukan oleh cinta itu sendiri, dalam artian bagaimana cara mencintai-Nya dan sejauh mana derajat cinta kita kepada Allah. Disinilah cinta akan sangat berarti. Maka anda harus mengukur sejauh dan sedalam apa anda mencinta-Nya. Kalau konteksnya kepada Allah berarti sedalam dan sejauh mana penghayatan dan pengamalan kita kepada perintah Allah SWT. Karena bentuk wujud cinta kita kepada Allah SWT adalah taat kepada perintah dan menjauhi laranganya, singkatnya yaitu takwa. Kalau sudah bisa dalam penghayatan dan pengamalan taat, maka secara bersamaan Allah pun akan memberikan cinta-Nya kepada kita. Tidak heran mengapa cinta menjadi pokok keimanan,
ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلاَوَةَ الإِيمَانِ: أَنْ يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا، وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لاَ يُحِبُّهُ إِلاَّ لِلَّهِ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِى الْكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِى النَّارِ. متفق عليه
“Tiga hal, bila ketiganya ada pada diri seseorang, niscaya ia merasakan betapa manisnya iman: Bila Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai dibanding selain dari keduanya, ia mencintai seseorang, tidaklah ia mencintainya kecuali karena Allah, dan ia benci untuk kembali kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkan dirinya, bagaikan kebenciannya bila hendak diceburkan ke dalam kobaran api.” (Muttafaqun ‘alaih)
Yuk jangan lupakan kewajibanmu untuk membayar zakat atau beramal dalam bentuk apapun.
Zakat sekarang juga, tunaikan zakatmu melalui
💳 BSI 888 9595 958
Salurkan sedekah terbaik sahabat melalui Infak sedekah umum
💳 BSI 880 999 8817
Informasi dan Konfirmasi
📲 081 1221 6667
📲 0852 2118 4803
Follow akun sosial media untuk info kebaikan lainnya
Instagram : http://instagram.com/sedekahku_percikaniman
Tiktok : http://tiktok.com/@sedekahkupercikaniman
Youtube : http://youtube.com/@SedekahkuPercikanIman