Search
Close this search box.

Inspirasi

Gak Bisa Yura

“Gak bisa Yura, Aku gak bisa lanjutin, ujian ini cukup berat” begitu kalimat yang tersebar di laman media tiktok yang minggu-minggu kebelakang tengah viral. Dan backsound yang digunakan dalam konten “Gak Bisa Yura” adalah lagu Risalah Hati milik Dewa yang dibawakan oleh Yura Yunita. Kalimat “Gak Bisa Yura” dikaitkan dengan ragam hidup yang penuh masalah, baik cinta, pekerjaan, keluarga sampai rumah tangga sehingga “Gak Bisa Yura” buat menghadapinya dll. Tapi sahabat, faktanya gak bisa yura itu mustahil, maksudnya tidak mungkin kita tidak bisa menghadapi ujian yang Allah berikan. Belum lagi Allah sendiri akan memberikan kabar gembira berupa ujian-ujian. Nih ayatnya,

وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَىْءٍ مِّنَ ٱلْخَوْفِ وَٱلْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ ٱلْأَمْوَٰلِ وَٱلْأَنفُسِ وَٱلثَّمَرَٰتِ ۗ وَبَشِّرِ ٱلصَّٰبِرِينَ

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar”. (Al Baqarah [2] : 155).

Dalam ayat tersebut bahwa Allah tidak akan melepaskan ujian terhadap manusia, apakah dengan kecemasan dan ketakuan?, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah buahan? Semua ada pada kehendak Allah Swt, karena yang pasti tidak mungkin tidak Allah tidak menguji hambanya, itu suatu kepastian dan sunnatullah.

Jika kita bertanya mengapa Allah menguji dengan itu semua? Apa yang menjadi motif sebenarnya Allah swt menguji manusia? Jawabanya adalah untuk memberi garis pemisah mana manusia asli dan imitasi. Nantinya ini terlihat dari respon terhadap musibah. Oleh sebab itu Abdurahman bin Nashir As Sadi menjelaskan bahwa hal itu merupakan ibtila’ yang maknanya : “Ujian yang dilakukan untuk mengetahui kekuatan atau kelemahan orang yang diuji”, yakni ketika manusia ditimpa musibah terbagi pada dua responsif, yaitu : mengeluh atau bersabar? poin ini akan menjadi standar manusia asli atau imitasi.

Maka tidak heran mengapa penghujung ayat diatas ; dan kabarkanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, mengapa menjadi kabar gembira bagi orang sabar? Karena bagi orang orang sabar mereka memahami bahwa musibah ini datang sebagai bentuk ar rahman dan ar rahim dari Allah swt yang denganya ada ganjaran dan hikmah di balik tabir musibah dan musibah ini sebagai pengingat bagi mereka bahwa semuanya adalah milik Allah swt, dan kepada-Nya mereka akan kembali, sebab itu orang orang sabar akan gembira.

Musibah ini menjadi kabar berita yang menggembirakan bagi orang sabar telah dibuktikan oleh peristiwa dalam sejarah yakni bagaimana Nabi Ayyub As ditimpa oleh Allah tiga macam ujian yang sangat berat yang  setelah melewatinya Allah memberikan kenikmatan yang melimpah ruah tak terbalaskan. Kisah Nabi Ayyub ini patut jadikan cerminan dan pelajaran bagi kita dalam menghadapi musibah atau ujian akhir-akhir ini, bahkan Allah sendiri dalam firman-Nya memerintah membaca kisah Nabi Ayyub ;

وَاذْكُرْ عَبْدَنَا أَيُّوبَ إِذْ نَادَى رَبَّهُ أَنِّي مَسَّنِيَ الشَّيْطَانُ بِنُصْبٍ وَعَذَابٍ

“Dan ingatlah akan hamba Kami Ayyub ketika ia menyeru Rabbnya : Sesungguhnya aku diganggu syaithan dengan kepayahan dari siksaan” (Shad [38] : 41).

Nabi Ayyub As merupakan seorang hamba sekaligus Nabi Allah yang pada masanya paling banyak beribadah dan paling banyak hartanya hingga tidak ada yang menandingi kekayaanya, sampai disebutkan tidak ada harta yang paling banyak pada masanya kecuali Ayyub, disisi lain Ayyub memiliki 500 pasang lembu yang dijaga oleh hamba sebanyak lembu itu, masing-masing hamba memiliki anak, istri dan harta, disampig itu beliau juga populer karena ketakwaanya, kesabaranya dan kedermawanya, saking dermawanya ia tidak mengenyangkan perutnya kecuali orang yang lapar ikut kenyang, dan tidak berpakaian sehingga orang yang tidak berpakaian memakai pakaian. Menurut Al Shawi menyebutkan bahwa Nabi Ayyub diuji dengan empat macam ujian, yaitu : Pertama, hilang hartanya, Kedua, mati anaknya, Ketiga, sakit jasadnya, Keempat, diusir dan dijauhi oleh semua penduduk kampung kecuali istrinya.

Atas empat macam ujian tersebut, apa yang dilakukan Nabi Ayyub pada saat itu? Ketika hartanya hilang, anaknya meninggal, dijauhkan oleh penduduk kampungnya belum lagi diserang penyakit yang sangat pedih dan panjang waktunya, yang dilakukan Nabi Ayyub tidak lain melainkan bersabar dan berserah diri kepada Allah. Kesabaran ini terlihat dalam suatu riwayat yang dikutip oleh Syaikh Ali Shobunni dari penjelasan Al Nasfiy yang menyebutkan : “Ayyub terkena penyakit selama 18 tahun.” Lalu pada suatu hari istrinya berkata : “Berdoalah kepada Allah! Ayyub bertanya : “Berapa lama kita tinggal dalam kesenangan? Istrinya menjawab : 80 tahun. Ayyub berkata : “Aku merasa malu untuk berdoa kepada Allah, belumlah lama aku tinggal dalam kesakitan dibanding lamanya aku tinggal dalam kesenangan.”

Dalam surat Al Anbiya ayat 83 tercantum harapan dan permintaan Nabi Ayyub atas kesembuhan bagi dirinya, firman-Nya :

أَنِّي مَسَّنِيَ الضُّرُّ

“Sesungguhnya aku telah di timpa penyakit”

Kata ini menurut Al Shawi merupakan pengaduannya kepada Allah. Beliau merasa takut kehilangan dari dzikir kepada Allah. Namun pengaduanya itu tidak menunjukan arti kehilangan kesabaran Nabi Ayyub. Atas pengaduan itu Allah mengabulkan dan mengijabahnya dengan disembuhkan dari kemadharatanya, Allah berfirman :

فَاسْتَجَبْنَا لَهُ فَكَشَفْنَا مَا بِهِ مِنْ ضُرٍّ وَآتَيْنَاهُ أَهْلَهُ وَمِثْلَهُمْ مَعَهُمْ رَحْمَةً مِنْ عِنْدِنَا وَذِكْرَى لِلْعَابِدِينَ

“Maka kamipun memperkenankan seruanya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah.” (Al Anbiya [ 21] : 84).

Maka atas kesabaranya itu Allah mengembalikan anak dan istrinya, yaitu istrinya kembali melahirkan yang kurang lebih berjumlah 26 anak terdiri anak laki-laki dan perempuan, ini merupakan bukti wujud Allah melipat gandakan bilanganya atas apa yang sebelumnya Allah ambil darinya, bahkan Allah menganugerahkan kepadanya harta yang melimpah ruah dari sebelumnya berupa gudang gandum dan syair. Inilah kegembiraan yang diraih Nabi Ayyub atas kesabaranya dari melewati ujian yang Allah timpakan, sebab itu kisah Nabi Ayyub merupakan pelajaran bagi hamba-hamba, bahwa ketika kita ditimpa ujian kita alangkah baiknya ingat terhadap Nabi Ayyub dan mengatakan bahwa : “Sesungguhnya ujian itu telah menimpa kepada yang lebih baik dariku”, jika kita ingat akan kisah Nabi Ayyub atas kepahitan dan kesebaranya, maka kita dapat meletakkan diri kita dalam kesabaran terhadap kerasna dunia sebagaimana yang dilakukan Ayyub As.

Jadi sahabat jangan merasa masalah atau ujian yang dihadapi tidak ada solusinya, justru solusinya adalah sejauh mana konektifitas kita kepada Allah seperti Nabi Ayyub yang semakin di uji beliau semakin dekat dengan Allah. Seberat apapun masalah kita apalagi sampai mentok banget, maka ingat kata Allah yahdi qalbahu Allah akan memberikan petunjuk, karena mentok itulah cara Allah memanggil kita kembali dengan penuh rindu. Karena terkadang pertolongan Allah itu akan datang ketika kita sudah mentok dan tidak bisa mengeluhkan kepada siapa-siapa lagi kecuali hanya kepada Allah, disitulah Allah akan menolong kita. Maka jangan katakan, “Gak Bisa Yura” tapi katakan “Gak bisa Ya Allah” sambil berharap pertolongan-Nya agar Allah memberikan petunjuk-Nya. Sebagaimana yang dilakukan Nabi Ayyub.

Yuk jangan lupakan kewajibanmu untuk membayar zakat atau beramal dalam bentuk apapun.

Zakat sekarang juga, tunaikan zakatmu melalui
💳 BSI 888 9595 958

Salurkan sedekah terbaik sahabat melalui Infak sedekah umum
💳 BSI 880 999 8817

Informasi dan Konfirmasi
📲 081 1221 6667
📲 0852 2118 4803

Follow akun sosial media untuk info kebaikan lainnya

Instagram : http://instagram.com/sedekahku_percikaniman
Tiktok : http://tiktok.com/@sedekahkupercikaniman
Youtube : http://youtube.com/@SedekahkuPercikanIman

Share: